NAMA : KHOLIK KAMDANI
NPM : 11010032
MATA KULIAH : FISIKA dan ELEKTRONIKA
1. Hukum OHM :
“ Kuat arus yang mengalir dalam
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut
”.
Penerapan hukum OHM :
Hukum OHM secara matematis : V = I x
R
Dengan V = tegangan (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
R = hambatan
(Ohm)
Untuk komponen tertentu yang
hambatannya dianggap tetap, maka tegangan (V) akan sebanding dengan arusnya
(I).
Dalam rangkaian :
·
Seri
: berfungsi sebagai pembagi tegangan.
RS = R1 + R2
+ R3 + ….
·
Parallel
: berfungsi sebagai pmbagi arus.
=
+
+
+ ……
Hukum Kirchoft I :
“ Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan “.
Penerapan hukum Kirchoft I :
-
Penerapannya :
Dua buah batere ujung-ujungnya yang sejenis dihubungkan,
sehingga membentuik hubungan paralel. Masing-masing batere memiliki GGL 1,5 V;
0,3 ohm dan 1 V; 0,3 ohm.Hitunglah tegangan bersama kedua batere tersebut !
Jawab :
Tentukan arah loop dan arah arus listrik, dan terapkan hukum
Kirchoff I,
e1 + e2 = I (r1
+ r2)
I =
Tegangan bersama kedua batere adalah tegangan jepit a - b,
jadi :
Vab = e1 - I r1 = 1,5 - 0,3 5/6 = 1,25 V
1= e2 + I R2 = 1 + 0,3 5/6 = 1,25 V
Vab = e1 - I r1 = 1,5 - 0,3 5/6 = 1,25 V
1= e2 + I R2 = 1 + 0,3 5/6 = 1,25 V
Hukum Kirc hoft II :
“ Dalam rangkaian tertutup, jumlah
aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol “.
Penerapan hukum Kirchoft II :
Sebuah sumber dengan ggl = E den hambatan dalam r
dihubungkan ke sebuah potensiometer yang hambatannya R. Buktikan bahwa daya
disipasi pada potensiometer mencapai maksimum jika R = r.
Jawab :
Dari hukum ohm : I = V/R =
Daya disipasi pada R : P = I2R
=
Agar P maks maka turunan pertama dari P harus nol: dP/dR = 0
(diferensial parsial)
Jadi e² (R+r)² - E² R.2(R+r) = 0
(R+r)4
e² (R+r)² = e² 2R (R+r) = R + r = 2R
R = r (terbukti)
Jadi e² (R+r)² - E² R.2(R+r) = 0
(R+r)4
e² (R+r)² = e² 2R (R+r) = R + r = 2R
R = r (terbukti)
2.
Penyelesaian :
Diket : VS = 25 volt R6 = 4
Ohm
R1 = 5 Ohm R7 = 4
Ohm
R2 = 10 Ohm R8 = 2
Ohm
R3
= 5 Ohm
R4 = 10 Ohm
R5 = 6 Ohm
Dit : a. Rtotal f. IR2 k. IR5 p. VR7
b. Itotal g. IR3 l. IR8 q. IR6
c. IR1 h. VR3 m. VR5 r. IR7
d. VR1 i. VR4 n. VR8
e. VR2 j. IR4 o. VR6
Jawab :
a.
Rtotal
dihitung dari simpul rangkaian yang paling terakhir (R8)
RP1 = R8 + (R6
// R7 ) + R5
= 2 ohm + ( 4 ohm // 4 ohm ) + 6 ohm
= 2 + 2+ 6
= 10 ohm
RP2 = RP1 // R4
= 10 ohm // 10 ohm
= 5 ohm
RP3 = RP2 + R3
= 5 ohm + 5 ohm
= 10 ohm
RP4 = RP3 // R2
= 10 ohm // 10 ohm
= 5 ohm
RP5 = RP4 +
R1
= 5 ohm + 5 ohm
= 10 ohm
Jadi Rtotal = 10 ohm
b.
Itotal
=
=
= 2,5 A
c.
IR1
= Itotal = 2,5 A
d.
VR1
= IR1 x R1
= 2,5 A x 5 ohm
= 12, 5 V
e.
VR2
=
- VR1
= 25
V - 12, 5 V
=
12, 5 V
f.
IR2
=
=
= 1,25 A
g.
IR3
= IR1 -IR2
=
2,5 A - 1,25 A
=
1,25 A
h.
VR3
= IR3 x R3
= 1,25 A x 5 ohm
= 6,25 V
i.
VR4
= VR2 - VR3
= 12, 5 V - 6,25 V
= 6,25 V
j.
IR4
=
=
= 0.625 A
k.
IR5
= IR3 - IR4
= 1,25 A - 0.625 A
= 0.625 A
l.
IR5
= IR8 = 0.625 A
m.
VR5
= IR5 x R5
=
0.625 A x 6 ohm
=
3,75 V
n.
VR8
= IR8 x R8
= 0.625
A x 2 ohm
=
1,25 V
o.
VR6
= VR4 – VR5 – VR8
=
6,25 V - 3,75 V - 1,25 V
=
1,25 V
p.
VR7
= VR6 = 1,25 V
q.
IR6
= =
= =
= 0,31 A
r.
IR7
=
=
= 0,31 A
3.
Penyelesaian :
Diket : Vs1 = 25 Volt
Vs2 = 10 Volt
R1 = 10 Ohm
R2 = 6 Ohm
R3
= 4 Ohm
R4 = 4 Ohm
R5 = 2 Ohm
Dit : a. IR1 f.VR1 k. Gambar arah arus listrik
b. IR2 g.VR2
c. IR3 h. VR3
d.IR4 i.
VR4
e.IR5 j.VR5
Jawab :
Analisis I, Vs2
dihubung singkat.
a.
Rtotal
= ….. ( menghitung dari simpul terakhir dari sumber Vs1, yaitu R5).
RP1
= R5 // R4
= 2 // 4 =
=
= 1,33
RP2
= RP1 + R3
= 1,33 + 4 Ohm = 5,33
RP3
= RP2 // R2
= 5,33 // 6
=
=
= 2,82
Rtotal’
= RP3 + R1
= 2,82 + 10
= 12,82 Ohm
b.
Itotal
=
=
= 1,95 A
c.
IR1’
= Itotal = 1,95 A
d.
VR1’
= IR1’ x R1
= 1,95 A x 10 ohm
= 19,5 Volt
e.
VR2’
= Vs1 - VR1’
= 25 Volt - 19,5 Volt
= 5,5 Volt
f.
IR2’
=
=
= 0,91 A
g.
IR3’
= IR1’ - IR2’
=
1,95 A - 0,91 A
=
1,04 A
h.
VR3’
= IR3’ x R3
= 1,04 A x 4 ohm
= 4,16 Volt
i.
VR4’
= VR2’ - VR3’
= 5,5 Volt - 4,16 Volt
= 1,34 Volt
j.
IR4’
=
=
= 0,33 A
k.
IR5’
= IR3’ - IR4’
= 1,04 A - 0,33 A
=
0,71 A
l.
VR5’
= IR5’ x R5
= 0,71 A x 2
= 1,42 Volt
Analisis II, Vs1
dihubung singkat.
a. Rtotal = ….. (
menghitung dari simpul terakhir dari sumber Vs2, yaitu R1).
RP1 = R1
// R2
= 10 // 6 =
=
= 3,75
RP2 = RP1
+ R3
= 3,75 + 4
= 7,75
RP3 = RP2
// R4
= 7,75 // 4 =
=
= 2,63
Rtotal” = RP3
+ R5
= 2,63 + 2 ohm
= 4,63 ohm
b. Itotal =
=
= 2,15 A
c.
IR5”
= Itotal = 2,15 A
d.
VR5”
= IR5” x R5
= 2,15 A x 2 ohm
= 4,3 Volt
e.
VR4”
= Vs2 - VR5”
= 10
Volt - 4,3 Volt
=
5,7 Volt
f.
IR4”
=
=
= 1,42 A
g. IR3” = IR5”
– IR4”
= 2,15 A - 1,42 A
= 0,73 A
h. VR3” = IR3”
x R3
= 0,73 A x 4 ohm
= 2,92 Volt
i.
VR2”
= VR4” - VR3”
= 5,7 Volt - 2,92 Volt
= 2,78 Volt
j.
IR2”
=
=
= 0,46 A
k. IR1” = IR3”
– IR2”
= 0,73 A - 0,46 A
= 0,27 A
l.
VR1”
= IR1” x R1
= 0,27 A x 10 ohm
= 2,7 Volt
Analisis III, penggabungan.
a.
IR1
= IR1’-IR1”= 1,95 A – 0,27 A = 1,68 A
b. IR2 = IR2’+IR2”= 0,91 A + 0,46 A
= 1,37 A
c. IR3 = IR3’-IR3”= 1,04 A – 0,73 A
= 0,31 A
d. IR4= IR4’+IR4”= 0,33 A + 1,42 A =
1,75 A
e. IR5=IR5’-IR5”= 0,71 A – 2,15 A = -1,44 A
f. VR1 = VR1’ - VR1” = 19,5 Volt – 2,7 Volt = 16,8 Volt
g. VR2= VR2’+VR2”= 5,5 Volt + 2,78
Volt = 8,28 Volt
h. VR3=VR3’-VR3”= 4,16 Volt – 2,92
Volt = 1,24 Volt
i.
VR4=
VR4’ + VR4” = 1,34 Volt + 5,7 Volt = 7,04 Volt
j.
VR5=VR5’-VR5”=
1,42 Volt – 4,3 Volt = - 2,88 Volt
k.
Gambar
Arah Arus Listrik
4.
Ø
Komponen pasif adalah jenis
komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik.
Contohnya :
a.
Resistor
yaitu tahanan atau hambatan, artinya sebuah komponen yang gunanya untuk
menghambat suatu arus listrik.
v Jenis – jenis resistor :
·
Resistor
tetap
·
Resistor
tidak tetap ( variable )
·
Fungsi
resistor yaitu :
v Sebagai pembagi arus
Ø
Sebagai
penurun tegangan
Ø
Sebagai
pembagi tegangan
Ø
Sebagai
penghambat aliran arus listrik
v Symbol resistor :
·
Resistor
tetap
·
Resistor
tidak tetap ( variable )
b.
Kapasitor
yaitu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan medan listrik, dapat
juga berfungsi untuk memblokir arus DC dan meneruskan arus AC.
Jenis
– jenis kapasitor :
·
Kapasitor
tetap
·
Kapasitor
elektrolit
·
Kapasitor
tidak tetap ( variable )
Fungsi
kapasitor yaitu :
Ø
Sebagai
kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain.
Ø
Sebagai
filter dalam rangkaian PS
Ø
Sebagai
pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena.
Ø
Untuk
menghemat daya listrik pada lampu neon
Symbol
kapsitor :
·
Condensators Bipolar
·
Condensators Nonpolar
·
Condensators Bipolar
Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
·
Kapasitor yang berpolar
Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
·
Variable Condensator
Kapasitor yang nilainya pada kapasitansi bisa diatur.
c. Dioda
yaitu piranti elektronika yang terbuat dari sambungan semikonduktor tipe p dan
tipe n.
Ø Jenis – jenis dioda :
Dioda silicon
Dioda germanium
Dioda zener
LED (light emmiting diode)
Ø Fungsi
dioda yaiu:
·
Sebagai penyarah arus
·
Sebagai penyaring
·
Sebagai catu daya atau pendeteksi
·
Sebagai stabilisator tegangan
Ø Simbol
dioda antara lain :
Ø
Dioda
Berfungsi sbg penyearh yg dpt mengalirkn arus listrk 1 arah atau forward bias
Ø
Zener
Dioda Pembuat stabil Tegangn DC / Searah
Ø
Schottky Dioda
memiliki drop teganan rendh, biasnya terdpt dlm IC logika
Ø
Varactor Dioda
Gabungn Dioda juga Kapasitor
Ø
Tunnel Dioda
Tunnel Dioda
Ø
Light
Emitting Diode/ LED menghasilkn cahaya saat dialri arus listrk DC 1 arah
Ø
Photo-Dioda
Menghasilkn arus listrk saat mendpt cahaya.
d. Relay
yaitu komponen elektonika yang mendapat implementasi logika switching.
v Jenis-
jenis relay yaitu :
a. Pole
b. Throw
c. Timing
relay
d. Latching
relay
v Fungsi
relay antara lain :
a. Remote
control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
b. Penguatan
daya : penguatan arus atau tegangan
c. Pengatur
logika control suatu sistem.
v Simbol
relay yaitu :
a.
Toggle Switch S P S T Statusnya Terputus dalam
kondisi open
b.
Toggle Switch S P D T Statusnya Memilih dua
terminal koneksi
c.
Saklar Push Button [N O] Statusnya Terhubung
ketika ditekan
d.
Saklar Push Button [N C] Statusnya Terputus
ketika ditekan
e.
D I P Switch Statusnya Saklar Banyak /Multiswitch
f.
Relay S P S T Statusnya Koneksi Untuk Open
& Close digerakan dengan elektro magnetik.
g.
Relay S P D T
h.
Jumper Koneksi memakai pemakaian jumper
i.
Solder Bridges Koneksi memakai teknik disolder
Ø Komponen
aktif yaitu komponen-komponen di dalam rangkaian elektronik
yang mempunyai penguatan
atau mengarahkan aliran arus listrik.
Di antaranya adalah transistor,
tiristor,
diode,
dan tabung
vakum.
1.
Transistor yaitu komponen elektronika
yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor,diantaranya NPN dan PNP.
·
Jenis – jenis transistor
-
Uni juktion transistor (UJT)
-
Field effect transistor (FET)
-
MOSFET
·
Fungsi transistor
-
Sebagai penguat arus,tegangan dan daya
(AC dan DC)
-
Sebagai penyearah
-
Sebagai mixer
-
Sebagai osilator
-
Sebagai switch
·
Simbol transistor
§
Transitor Bi polar N P N Arus listrk akan
mengalr / EC saat basis /B menjadi positif
§
Transistor Bi polar P N P Arus listrk akan mengalr/
CE saat basis/ B menjadi negatif
§
Transitor-Darlington Gabungn dari 2 transistor
Bipolar tuk meningkatkn penguatn
§
Transistor J F E T-N Field Effects Transistor
kanal-N
§
Transistor J F E T-P Field Effects Transistor
kanal-P
§
Transistor N M O S Transistor M O S F E T kanal-N
§
Transistor P M O S Transistor M O S F E T kanal-P
2.
Thyristor yaitu devais semikonduktor 4
lapisan berstruktur pnpn dengan tiga pn-juction.
Ø Jenis
- jenis thyristor yaitu :
-
Silicon controled rectefier
-
Fast-switching thyristor
-
Get-turn-off thyristor
-
Bidirectrional triode thyristor
-
Revers-conducting thyristor
-
Static induction thyristor
-
Light-activated silicon-controled
rectefier
-
FET-controled thyristor
-
MOS-controled
Ø Fungsi
utama thyristor adalah sebagai saklar.
Ø Simbol
thyristor
3.
IC (integrated circuit) yaitu komponen
yang di pakai sebagai otak peralatan elektronika.
Ø Jenis-
jenis IC antara lain :
IC op-amp
IC power adaptor
Icsilinder
IC timer 555
IC digital
Ø Fungsi
IC
Fungsi
utama IC adalah sebagai Penguat dalam
komponen elektronika.
Ø Simbol
IC
5.
Konsep pengukuran tahanan :
Tahanan/hambatan
merupakan perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronika
dengan arus listrik yang mengalir pada rangkaian itu. Satuan tahanan adalah
ohm. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan adalah ohm meter.
R
= V/I
Keterangan
:
R
= tegangan dalam ohm
V
= tegangan listrik dalam volt
I
=arus listrik dalam ampere
Suatu
rangkaian seri tahanan terbentuk, jika untuk tegangan yang terpasang semua pada
tahanan berturut-turut mengalir arus yang sama.
Percobaan
:
a. Pengukuran
arus I dengan memasang alat pengukur arus didepan, di antara dan dibelakang
tahanan.
Gambar
2.6
Arus
pada rangkaian seri
|
|
Pada rangkaian seri kuat arus di
semua tahanan besarnya sama.
Pada
rangkaian arus tak satupun tampat abgi elektron-elektron untuk dapat keluar.
Yaitu arus yang tidak pernah digunakan !
Pengukuran
tegangan U1,U2,U3,Utotal dengan alat pengukur tegangan dan pengukuran arus I
dengan alat pengukur arus pada rangkaian seri yang diberikan.
Hasil
pengukuran :
U1
= 2v Utotal = 12 v I
= 0,1 A
U2
= 4 v U3 = 6 v
Jumlahkan
tiga tegangan bagian (tegangan jatuh) U1,U2,U3 maka kita dapatkan, bahwasannya
jumlah tegangan-tegangan tersebut sama dengan tegangan terpasang Utotal.
Secara
umum dinyatakan :
Tegangan
total sama dengan jumlah tegangan bagian.
Utotal
= U1 + U2 + U3
Tahanan
total rangkaian seri secara langsung dapat ditentukan dengan suatu alat
pengukur tahanan. Namun dalam praktek lebih banyak dipilih metode tidak
langsung, yaitu melalui pengukuran tegangan dan arus, tahanan dihitung dengan
bantuan hukum Ohm.
Rtotal
=
Rtotal
=
Dengan
demikian terbukti:
Tahanan total sama dengan jumlah
tahann bagian.
Rtotal
= R1 + R2 + R3.....
Dengan
demikian dapat diterangkan bahwa arus berturut-turut harus mengatasi/menguasai
semua tahanan bagian. Karena tahanan total diganti dengan tahanan secara
tersendiri, yang mana hal ini dissebut juga sebagai tahanan pengganti (Rpengganti).
Kita
bandingkan perbandingan tegangan :
U1
: U2 : U3 = 2V : 4V : 6V = 1 : 2 : 3
Perbandingan untuk tahanan yang ada
R1
: R2 : R3 = 20W
: 40W : 60W = 1 : 2 : 3,
Dengan demikian :
Tegangan
bagian satu sama lain mempunyai karakteristik seperti tahanan yang ada.
Contoh : Tiga tahanan R1 = 50W,
R2 = 100W
dan R3 = 200W
terhubung seri pada 175V.
Berapa besarnya tahanan total, arus
dan tegangan jatuh ? Buatlah gambar rangkaiannya !
Diketahui : R1 =
50W;
R2 = 100W;
R3 = 200W;
U = 175V
Ditanyakan : Rtotal,
I, U1, U2,
dan U3
Jawaban :
Rtotal
= R1 + R2 + R3
Rtotal
= 50W
+ 100W
+ 200W
= 350W
U1 = I . R1 ; U1
= 0,5A . 50W = 25V
U2 = I . R2 ; U2
= 0,5A . 100W
= 50V
U3 = I . R3 ; U3
= 0,5A . 200W
= 100V
|
Skema
rangkain soal no. 1
|
Suatu rangkaian parallel beberapa
tahanan terbentuk, jika arus yang ditimbulkannya terbagi dalam arus-arus cabang
dan serentak mengalir menuju tahanan-tahanan tersebut.
Rangkaian parallel
|
|
Karakteristik arus, tegangan dan
tahanannya, diperlihatkan melalui pemikiran dan percobaan berikut :
Diantara kedua titik percabangan
arus yaitu titik A dan B (gambar 2.14) terletak tegangan total U. Disini semua tahanan bagian
bergantung pada klem-klemnya, semua tahanan terhubung pada tegangan yang sama U.
Dengan demikian sebagai ciri utama
rangkaian parallel berlaku :
Pada suatu
rangkaian paralel semua tahanan terletak pada tegangan yang sama.
Suatu
pemikiran yang lebih terperinci tentang nilai hasil pengukuran arus
diperlihatkan oleh hubungan berikut:
Arus total
adalah sama dengan jumlah arus-arus bagian(cabang).
I
= I1
+ I2 + I3 + . . .
Pengertian
ini dapat dibuktikan dengan hukum Ohm. Disini berlaku
Pada tegangan
yang sama maka cabang dengan tahanan besar harus mengalir arus yang kecil.
Perbandingan
arus
Dengan
perbandingan yang sama untuk tahanan yang ada
Dengan
demikian berlaku :
Arus bagian (cabang) satu sama
lain bebanding terbalik sebagaimana tahanan bagian (cabang) yang ada.
mis.
|
|
|
|
Rangkaian
parallel sangat sering digunakan didalam praktik. Praktis semua beban dirangkai
parallel pada jala-jala, dalam hal ini peralatan tersebut dibuat untuk tegangan
nominal tertentu dan pada gangguan tidak berfungsinya salah satu peralatan
semua yang lainnya tidak terpengarug olehnya (gambar 2.16). Tahanan parallel
juga dipasang, untuk mengatasi tingginya kuat arus suatu pemakai (beban),
seperti misalnya pada perluasan batas ukur suatu pengukur arus (amperemeter).
|
Gambar 2.16 Rangkaian parallel dalam praktik
|
Contoh :
Dua
tahanan R1 = 4 W dan
R2 = 6 W
dihubung parallel.
Berapa
besarnya tahanan total ?
Diketahui
: R1 = 4 W; R2 = 6 W
Ditanyakan
: Rtotal
Jawaban:
Posting Komentar
Posting Komentar